Tuesday 22 October 2013

Tanda Wanita Puas di Saat Bercinta


Jika mudah membuat Isetri anda mencapai orgasme, mungkin banyak lelaki tidak akan pusing apakah Isteri mereka telah mencapai kepuasaan atau tidak setelah hubungan intim.


Tapi jangan khawatir, berikut ini beberapa tanda Isteri anda puas dengan permainan yang anda berikan:



Puting Isteri anda mengeras
Apapun kondisinya apakah Isteri anda tengah gugup atau kedinganan, perhatikan puting payudaranya. Apabila mengeras terlebih dibareng dengan tanda-tanda lain seperti napas yang naik turun dan mengeluarkan kata-kata seperti, “Yeah! Yeah! Terus..Terus..” dan sebagainya menunjukkan bahwa Isteri anda mendapatkan kepuasan.

Emosional
Ada beberapa cara wanita mengungkapkan kepuasan seperti menangis. Menurut banyak wanita, orgasme kadang-kadang membawa gelombang emosi tertentu dan dapat berakhir dengan menangis misalnya. Apabila anda menemukan Isteri anda seperti ini, jangan khawatir, bisa jadi Isteri anda telah merasakan kenikmatan dan kepuasan.

Tertidur
Ada wanita yang merasa sangat capai dengan orgasme mereka sehingga perlu istirahat sesaat untuk memulihkan kondisinya kembali. Jika Isteri anda mengalami hal ini, jangan lekas marah, peluklah dia dan lakukan hal yang sama bersama-sama.

Manja pada anda
Walaupun ini tidak selalu menjamin bahwa Isteri anda telah mencapai orgasme, keinginannya untuk memeluk erat dan merasakan tangan anda di sekitarnya mungkin menjadi tanda bahwa ia baru saja menyelesaikan menikmati pengalaman menyenangkan.

Tidak bisa berjalan…..!!!!
Ketika Isteri anda sulit bangun dan tidak dapat berjalan karena kakinya gemetar setelah banyak hubungan intim bersama anda, yakinlah bahwa ini salah satu tanda bahwa anda telah menyelasaikan tugas seorang lelaki dengan baik.

Tidak kuat membicarakannya kembali….alias lemas !
Jika setelah anda berhubungan intim mendapati Isteri anda tidak kuat lagi berbicara posisi yang anda lakukan, sensasi yang Isteri anda rasakan, atau ia hanya mengomel kata-kata yang sama. Ini pertanda bahwa ia telah merasakan sensasi hebat dari senjata anda.

Ia tersenyum aneh…kadang menyerigai…rrrhh !!!
Anda pasti sudah tahu apa yang dimaksud. Ada hari-hari dimana Isteri anda memiliki senyuman yang tidak biasa dari kebiasaan terutama ketika anda bersamanya baru saja menyelesaikan pengalaman menyenangkan dan ia mengucapkan terima kasih pada anda sebagai pertanda ia telah mencapai kepuasan.

Sunday 1 September 2013

Rooftop Quicky

Februari 2012 member aku yang juga Boss aku ajak klua minum di Terrace Bar Zouk...Dalam pikiran dier hanya satu agenda...nak try "score" malam tu. Aku ikut jer....tak heran sangat since aku dah kahwin anak pun dah due.

So dalam kul 10 aku sampai kat Zouk naik cab dan called boss aku. Member dah start tonggang dah dan ader table. So aku join la....Tak lama lepas tu Boss aku dah start toink danmemulakan operasi...

Lepas minggle around terjumpa group of girls. 3 orang. Bleh tahan hot three of them...aku tengok jer dari jauh sebab jaga table...tah apa punya ayat Boss aku pakai dia managed to persuade diorang datang meja aku...Aku introduced myself...

"Hi, AJ" sambil menghulurkan tangan...

Diorang pun memperkenalkan diri sebagai Tasha, Anis dan Meera....Boss aku pun mula bersembang dengan those girls...aku tak layan sangat sebab mase tu team fav aku tengah main dekat TV....sambil minum...sambil dengar dengar...rupenye diorang ni budak Coll ambik LAW dekat one of the famous coll dekat Sunway.

So as hour pass si Tasha ni banyak kali try break the ice tanya aku macam macam. Cuma aku layan gitu gitu jer sebab aku tengok die ni macam Boss aku nye "designated target".

Sampai kul 3 akhirnya Boss aku dah nak belah...ayat tak menjadi nampaknye tapi dapat lah nombor bdak 3 orang ni....then we say goodby to each other aku bawak Boss aku ke kereta dier. Tanya die "bleh bawak tak?" dia kata "ok" "Frust tak dapat habuan sampai sober". Aku gelak jer dia tanya aku "nak tumpang ker?" aku tolak lagipun out of the way, Boss aku dok Damansara aku duduk Ampang...Lepas die belah aku pun jalan kelua dari parking lot ke Jalan Ampang nak cari teksi..

Tak sampai lima minit aku tercegat kat situ satu Mini sudah berenti depan aku...aku tak nampak sape bawak sampai die turun tingkap rupenye si Tasha..

"AJ nak tumpang?"

"I nak balik Ampang"

"Ampang mana?"

"Taman TAR"

"Come then, rumah I kat Kemensah"

"Tak menyusahkan ker? Out of the way skit?"

"Takpe, anyway I insist"

So aku pun lompat masuk...save duit aku...

Dalam kereta kitorang pep talk lil bit the n Tasha tanya aku..

"Why u macam sombong dengan kitaorang tadi?"

"Eh mana ade...I cakap dengan all of u ape"

"Tak sangat...Boss u celoteh u dok sebok tengok bola...ada 3 hot girls pun nuat bodo jer"

aku ketawa kecil "Takde...my team tengah main..i memang gila bola sikit...mak mertua lalu depan belakang pun I tak perasan kalau tengok bola.." aku buat lawak..

Tasha gelak sambil kata "Ohhh u ni dah kahwin laaa". "patut tak layan"

Aku hanya mampu senyum kambing...

"mesti ya wife a fine women kalau 3 awek satu tabble pun taknak layan"

"Hmmm...high school sweet heart" aku jawab...

"Ohhh....must be something great about u kalau dari high school"

"Tengok orang laaaa...." aku gelak

"Nak tengok boleh?"

Aku terdiam....biar benar budak ni....

"What u mean Tasha?"

"Alaaaa...buat tak tahu lak..."

Ini dah rezeki datang bergolek....

"Well...my house is absolutely no no" aku senyum pancing...

"My house pun tak boleh...my parents ade..." ni yang susah kalau dengan budak coll ni...

"Too bad then" aku senyum..

"Nooo....i just need to shake this stressed away..."" Dapat quickie pun takpe"

"Are u drunk?" aku tanya..

"Lil bit tipsy" dia jawab...

"Adventurous?" aku tanya lagi

"Hmmm...how adventurous is adventurous" dia jawab...

"I have a secluded place....kalu u berani laaa"

"Mana?"

"Top floor stairs at my condo...u can see whole KL skyline from there"

Aku bleh nampak excitement in her eyes...dia senyum kat aku "We need to stop at 7Eleven then"

Aku paham maksud die...dan aku pun mula buat kerja jahat aku...

Si Tasha ni pakai short skirt aku pegang peha dia....and slowly aku menjalar ke pussy die....die diam jer aku raba dan selak panties dia dan finger die....dah basah...

"Well u are excited" aku cakap kat Tasha...

dia hanya mampu mendengus kecil...ini aku lakukan dari GE Mall jalan ampang sampai ke Ampang point....

Aku suruh dia parking tepi aku jilat jari aku dan aku paksa dia jilat jus die sendiri lepas tu aku turun ke 7E beli condom dan air...

masuk balik kereta terus pecut ke condo aku...sampai jer sana aku ajak dia turun....aku cakap naik lif ke tingkat 9...aku naik kemudian...takut gak jiran nampak....

tasha keluar dulu aku pergi check mailbox...3 minit lepas tu aku naik...sampai tingkat 9 dia tunggu tepi lif....terus aku tarik dia masuk tangga sebelah lif naik atas ke rooftop....

Sampai rooftop jer terus dia terkam aku...we french kiss for a while sementara dia meraba adik aku dan aku finger dia..kemudian aku tolak dia ke dinding aku tarik panties dia and im down on my knees attacking pussy die.

tasha merengek rengek perlahan....dalam lima minit aku cakap "your turn...."

Tasha bukak seluar aku dan menjelma la adik aku depan dia. terus dia terkam dan bj macam tiada hari esok...

Aku mula mula taknak bukak seluar semua takut guard naik...tapi dah tak tahan aku bukak gak....cuma tasha jer fully clothed minus panties...

aku cakap "thats enuf..or ill cum in ur mouth"

"Well why not?" dia cakap...

"If u really want it...ill give it to u afterI screw u"

dia senyum dan sarongkan condom.......

dia menyandar kat dinding sambil mengangkangkan kaki dia sedikit...dan aku masuk kan adik aku...

"Dammnn girl u are tight" memnag ketat...maklumlah...baru 21 tahun...

"Dammnn u are big"

Aku mula sorong tarik sambil berdiri....sabil tu aku meraba tetk dia dan french kiss dia...

Dah nak 5 minit lenguh aku henjut aku duduk atas small curb dan aku tarik dia suruh main posisi dia diatas...Tasha menurut....dia merendah kan diri nya sampai seluruh batang aku tenggelam dalam pussy die...mula mula slow...kemudian dia macam tak tentu arah...makin lama makin laju...rengekan dia pun makin kuat sampai aku kena tutup mulut dia...

"AJ...im cumming...."

Badan dia bergetar....aku boleh rasa air dia meleleh membasahi pangkal batang aku....dia makin slow..

"Im not done yet" aku bisik ke telinga dia...

Aku pusingkan badanya dan aku doggie die...fav position aku kalau nak pancut...

aku henjut dia dalam 3-4 minit tiba tiba...

"AJ...this is so good...im cumming again"

Wow...budak ni menag banyak air jugak....melihat Tasha menggeletar kesedapan menaikkan nafsu syawatku lagi...

"Now dear..are u thirsty?" aku bertanya...

Dia hanya senyum dan mengangguk...

"Then come and get it..."

Tasha memusingkan badanya....dan teurs melutut depan aku...dia cabut condom yang aku pakai....dan teurs menghisap batang aku...

sambil memnadang aku dia berakata "I just love men's cum....gimme all that u have"

aku makin terangsang maka terpancutlah mani aku kedalam mulut tasha...dia cuba menelan kesemuanya tapi aku pancut terlampau banyak ada meleleh kelua dari tepi mulut kecil nye....

"god thats is a good fuck"

Sambil menjilat saki baki mani aku....dia hanya manangguk...

"next time that we meet AJ...let’s get a proper room shall we"

Aku hanya menangguk...Selpas sesi quickie itu kami berpakaian semula...aku berikan dia air yang aku beli sembil menikmati keindahan KL waktu malam...sebelum bailk kami berpeluk sambil bericum....aku terangsang dan tasha memnag adik aku...

"Oh well what we have here..u stil have a Boner"

Aku cuma tersenyum..."What do u expect when i got a young hot lady in my arm?"

Tasha senyum "Cant leave u like this...anyway i came twice...so it will be fair"

Skali lagi dia melutut...unziped my pants...dan bj aku sampai aku terpancut untuk kesekian kalinya dalam mulut Tasha...

Selepas itu Tasha pulang dan kami saling berhubung sampai sekarang...dia dah jadi full time swing partner aku...kalau aku rasa nak aku call dia...kalau dia rasa nak....dia call aku...port selalunya one of the 4 star hotel kat town....ade gak rasa nak buat bini no 2 tapi dia taknak....our relationship is precious kata dia...kalau we have string attached it will ruin the excitements....

Aku tak kisah...janji aku dapat awek muda untuk melepaskan nafsu aku...

Saturday 31 August 2013

Flora Ria

Akhir tahun 70. Keluarga N berpindah ke Tanah Rata, Cameron Highland Pahang dari Kuantan. Di tahun itu juga adalah tahun terakhir N berada di sekolah menengah. N ditinggalkan di Kuantan menumpang hidup dengan dua orang emak angkat, kawan abahnya. Abah, Ibu dan adik-adik N berpindah dahulu ke Tanah Rata. N hanya menurut keluarganya setelah dia menyelesaikan perperiksaan MCEnya.

Rumah Mak Angkat Pertama. Kawasan Kubang Buaya… Sebuah perkampungan… Mak angkat, Hasnah (56 tahun) dan bapak angkat Bakar(60 tahun) mempunyai kebun buah-buahan dan kelapa. Luas kawasan tanah yang mereka miliki. Disamping itu mempunyai tiga buah rumah sewa di bahagian depan rumah induk dan lima buah lagi di belakang rumah induk. Terdapat sebuah anak sungai mengalir di tepi kawasan rumah itu. Kawasan ini akhirnya dijual untuk dijadikan sebuah taman perumahan modern untuk orang-orang elit dan kaya raya oleh waris-waris mak angkat dan bapak angkat N yang telah meninggal dunia di kemudian hari.

Di rumah induk yang tinggal ialah dua orang anak perempuan Bakar dan Hasnah. Tiga orang anak mereka seorang lelaki dan dua orang perempuan yang lain sudah menikah dan mempunyai keluarga masing-masing dan bekerja di Kuala Lumpur. Jadi selain mak angkat dan bapak angkat, N mempunyai dua kakak angkat yang baik kepadanya iaitu Kak Ramlah (25 tahun), seorang kerani dan sudah bertunang dengan seorang guru dan adiknya, Kak Suria (22 tahun), juga seorang kerani. Untuk jangka waktu tersebut N menjadi harapan keluarga angkatnya ini untuk menjaga rumah induk, kebun buah-buahan dan mengutip sewa rumah.

Pada waktu itu semua penghuni rumah sewa terpaksa mengambil air di pili yang disediakan di depan dan di belakang rumah induk. Fasilitas membuang air besar di sediakan di kali iaitu jamban dan tempat mandi yang berupa kolam. Air kali kecil yang mengalir di kawasan tanah milik keluarga angkat N sangatlah jernih dan bersih. Tiada gangguan dan belum lagi dipenuhi dengan sampah sarap atau kekotoran akibat pembangunan.

Rumah sewa pula dari dinding papan beratap zinc mempunyai dua bilik kecil, ruang tamu dan ruang dapur. Bilik mandi dan jamban semua di luar rumah. Ada lapan buah rumah sewa-sewa sebulan RM 45.00 sahaja untuk sebuah rumah. Penyewa di rumah sewa depan rumah induk. Yang menarik hati N ialah rumah sewa No.1 didiami oleh Makcik Janah (45 tahun) janda bekerja menjahit mencari nafkahnya. Rumah No.2 Pakcik Rafie(46 tahun) seorang buruh MPK, isterinya Makcik Peah (40 tahun) pekerja kilang, Rumah No. 3 Pakcik Hamid (35 tahun) dreber lori dan isterinya, Makcik Sodah (29 tahun), suri rumah.

Walaupun masyarakat di sini tidaklah besar, namun ia mempunyai berbagai kisah yang menarik. Kisah-kisah yang menarik ini nanti akan menguntung-kan N juga. Fitrah manusia baik lelaki mahupun perempuan, tidak kira usia muda ataupun sudah veteran tetap sama-saling memerlukan. Dan kehendak alam ini berputar dan berurutan sama sahaja.

Seperti ia satu keperluan yang mesti dipenuhkan biarpun manusia itu dewasa dan berpendirian. Adakalanya ia tewas kepada keadaan kerana membiarkan keadaan mengawal dirinya. Manusia tetap bernama manusia. Fitrah yang sedia ada membuktikan sedemikian. Selagi ia bernafsu, maka nafsu itu selalu mengawalnya. Sejauh mana akal dan iman dapat menidakkannya?

N tengah memanjat pokok manggis. Dia duduk di antara dahan sambil memetik sebuah demi sebuah buah manggis dan memasukkan ke dalam karung yang digantungnya. Hanya dia dibenarkan oleh Bakar untuk memetik manggis yang ada dan bakal ditolak kepada peraih. N membantu kalau dia tidak sibuk dengan aktivitinya.

Matanya terpaku kepada Makcik Janah yang sedang berjalan dengan lengangnya dan punggungnya bergetar bulat dan lebar. Dia tidak menyedari N sedang memetik buah manggis. Janda yang bertubuh montok dan bulat macam pelakun veteran Annie Jasmin itu bergerak menuju ke bangsal buah.

N berfikir sejenak. Apa pulak Makcik Janah ni buat kat tengah-tengah kebun ke bangsal buah. Setahu N masa ni tiada sesiapa di situ. Nak beli buah senja karang baru Ah Chong datang dengan lorinya. Hati N berkata-kata. Makcik Janah tidak menjahit ke? Keadaannya di tengah-tengah kebun buah-buahan jauh juga dari rumah sewa, apa yang dicarinya. Dia berpakaian simple jer. Warna hijau muda.

Matanya memandang jalan Makcik Janah. Dia meneruskan kerjanya memetik buah manggis. Dia minum air dari botol plastik yang dibawa bekal dari rumah induk Bakar. Dia turun membawa sekarung manggis yang sudah dikutipnya. Dia mengikat karung itu. Kini sudah siap 10 karung hasil kerjanya memetik. Dia duduk di pangkal pokok manggis mengibas tubuhnya yang dihurungi unggas dan mengelap peluhnya. Dia menghela nafasnya panjang dan berehat. Kelibat Makcik Janah sudah tidak kelihatan. Hilang di antara pokok-pokok buah yang rapat di kawasan kebun itu.

Di kepalanya masih bermain persoalan apa Makcik Janah buat di kebun itu. Jam baru pukul 3 petang. Keadaan redup dan sejuk di kebun walaupun di atas lelangit pokok cahaya mentari bersinar marah. Perasaan ingin tahu di dada N tidak dapat dikawal. Dia mahu tahu juga apa Makcik janah buat dalam kebun waktu ini. Setahu dia, tidak ada sesiapa. N bangun mengibas punggungnya dan menyelepang kain buruk di bahunya dan mengangkat satu karung manggis lalu berjalan ke arah tempat yang ditujunya-bangsal.

Kawasan di bangsal bersih dan luas sikit. Ada track kecil untuk lori masuk sampai ke bangsal dan mengambil buah. Setelah meletakkan manggis ke dalam bangsal, N melihat sekeliling. Tiada bayang dan kelibat Makcik Janah, janda tukang jahit yang rendah, bertubuh montok dengan punggung bulat itu. N duduk di para bangsal sambil mengibas tubuhnya dan termenung sejenak.

Dia memandang ke arah kali di bahagian atas kebun itu. Airnya bersih lalu menuju ke kawasan dia selalu mengambil air di situ. Keadaan di situ semak dan terlindung. Namun ada sebuah tempat yang bersih, dibawah rimbunan semak untuk berehat dan tiada siapa akan dapat melihat kalau tidak dihampiri dengan dekat. N selalu juga rehat dan tidor di situ bila dia kelelahan.

Ketika dia menghampiri ke kawasan itu, N mendengar suara-suara erang dan kekeh kecil. Suara-suara halus yang mendesah resah yang menikam gendang telinganya. Pantas N merendahkan tubuhnya dan menyusup masuk ke dalam semak, menghampiri bunyi yang didengarnya. Dia mengamati suara itu betul-betul mahu memastikan suara siapa. Dia bergerak perlahan merangkak bagaikan seorang komando tentera mahu menerkam musuhnya. N bergerak perlahan supaya siapa yang didengarnya tidak menyedari akan kehadirannya.

Dia meniarap, menyelak daun semak di bawah sebatang pokok manggis yang rendang. Dia memerhati ke kawasan yang terlindung oleh lelangit semak. Matanya buntang. Nafasnya sesak sekejap. N menarik nafasnya dan hatinya berdebar-debar. Dia mengucek matanya. Betul kah apa yang dilihatnya. Nyata dia melihat dua lembaga. Dua kelibat. Malah kedua-dua orang itu dia cukup kenal. N memandang ke arah mereka dan mendengar butir perbualan mereka.

“Nanti Kak tahu susah kita bang…” Makcik Janah sengih memberi peringatan. Dia duduk hampir sangat dengan Bakar yang sedang memeluknya.
“Takkan dia tahu Nah, jangan khuatir. Tambah dia sibuk dengan wanita UMNOnya, dia mana ada di rumah sekarang ni…,”kata Bakar yang berperut gendut, kepalanya berubah dan botak di pusarnya. Bakar orangnya rendah dan gemuk.

N menahan nafasnya. Dia masih meniarap di balik perlindungan dan dapat melihat dengan jelas perlakuan kedua-dua kekasih veteran itu. Bakar mengucup bibir Makcik Janah. Mereka berkulum lidah dan bertukar air ludah. Sambil itu tangan Bakar meramas-ramas payudara makcik Janah dari luar kurungnya.

Kini mereka berdua berbaring di atas tikar yang di alaskan dalam perlindungan itu. N bergerak perlahan menghampiri lagi. Kalau dia tidak berbuat sedemikian dia tidak akan nampak perlakuan sepasang kekasih itu. N mencari kedudukan yang dapat dia melihat dengan jelas dan disebalik perlindungan. Jelas sudah pemandangan N. Jelas juga pendengaran ke telinganya.

“Kau lawo Nah. Tengok payudara kau ni keras lagi…,” kata Bakar yang mengentel puting payudara makcik Janah yang sudah mendesah. Makcik Janah menyibaknya dan juga menyelak colinya ke atas supaya Bakar dapat melihat susu makcik Janah yang bulat dengan puting warna cokelat.
“Hiii Bang Bakar ni, kan Kak Hasnah nyer ada juga,” jawab Makcik Janah yang kekeh kecil walaupun berasa kegelian.

Bakar membenamkan mukanya ke celah dada Makcik Janah. Tangannya menyibak dan mengyelak kain Makcik Janah. Tangannya yang berotot memegang dan memerah tundun pepet Makcik Janah. Jelas di mata N puki tembam Makcik Janah dengan bulu puki yang lebat tidak bertrim. Jari Bakar menguak dan mencari kelentit Makcik janah lalu menjumpai punat itu dan digentelnya. Mulutnya mengucup puting susu makcik Janah dan tangannya mengentel clit di puki Makcik Janah.

Makcik janah mengelinjang ke kiri dan ke kanan. Tangan Makcik Janah menyelak kain sarung Bakar. Lalu memegang kontol Bakar yang montok pendek dan dempak itu. N dapat melihat zakar Bakar menegang. Sontot jer batang zakar Bakar. Makcik Janah mengocok batang zakar Bakar dalam pembaringan mereka itu.

“Abanggg.. Sedappp…” racau Makcik Janah bila puting susunya masih dikulum dan kelentitnya digentel. Pukinya sudah basah.
“Uuu sedappp nahhh pandai kau tegangkan kote aku,” desah suara parau Bakar.

Bakar berbaring. Makcik Janah naik ke atas dan mengangkang menyilang kontol Bakar. Makcik Janah memegang batang zakar Bakar lalu mengemudikan masuk ke dalam lubang pukinya yang sudah becak berair.

“Abanggg… Geliiinyerr…” erang Makcik Janah yang menghenjut memasukkan kontol Bakar ke dalam liang cipapnya.
“Tahannn nahhh… Biar kita sama-sama kuar…” kata Bakar yang meramas payudara makcik Janah.
“Abanggg.. Nah tak tahannn.. Nahhh keluarrr banggg…” keluh dan keruh makcik janah mengerutkan mukanya menahan orgasmenya.

Bakar menghenjut dari bawah memasukkan kontolnya dalam-dalam ke lubang cipap Makcik Janah.

“Ooo Nahhh aku kuar juga…” deruman suara Bakar yang juga telah klimaks memecah suasana yang sunyi itu. Makcik Janah merebahkan badannya ke atas tubuh Bakar.

Hati N dud dab mengintai perlakuan persetubuhan antara bapak angkatnya dengan mak janda itu. Dia memerhatikan kedua-dua pasangan itu berpelukan selepas mereka menikmati orgasme masing-masing. Sekejap sangat persetu-buhan mereka itu. Namun mereka berdua puas. N beredar dari kawasan itu dengan segera. N kembali ke tempat dia meninggalkan buah manggis tadi untuk menunggu Makcik Janah lalu di situ.

Friday 30 August 2013

Rahsia seorang Isteri

Ini adalah kisah pengalaman hidup aku yang telah lama aku simpankan dan menjadi rahsia hingga ke hari ini. Aku berasal dari Sabah dan sudah berkahwin.

Bentuk badanku boleh dikatakan menarik jugalah. Tinggi lebih kurang 5” 3’, berkulit cerah, buah dada berukuran 38D, pinggang yang ramping dan pinggul yang lebar. Pendek kata memang boleh menjadi perhatian mata-mata lelaki yang memandang.

Kisah seks aku bermula sebelum aku berkahwin lagi. Ketika itu aku sedang menuntut di IPTA di Sabah. Waktu tu aku baru belajar untuk bercinta. Sebelum itu, kalau sekadar ciuman di pipi pernah la juga waktu aku berada di tingkatan 6.

Aku berkenalan dengan Halim melalui seorang kawan sebilik aku sewaktu kami berada dalam tahun pertama di IPTA tersebut. Itu pun kerana Halim adalah rakan kepada teman lelakinya. Mulanya aku berasa janggal juga sebab usia Halim 10 tahun lebih tua dari aku. Dari kenalan biasa, hinggalah perasaan cinta mula berputik dalam hati.

Setelah sekian lama bercinta, ketika aku berada ditahun ketiga baru dapat bersua. Aku sendiri sebenarnya tidak menjangkakan kerana Halim berada di Semenanjung manakala aku berada di Sabah. Aku rasa sedikit terharu apabila Halim secara diam-diam telah datang ke Sabah semata-mata untuk bertemu dengan aku.

Untuk tidak menghampakan Halim, banyak juga kelas pengajian yang aku ponteng untuk menemankan Halim. Disebabkan aku tinggal di dalam kampus, agak susah juga untuk aku dapat meluangkan banyak masa dengan dia.

Pada hujung minggu ketika kelas pengajian berakhir petang jumaat tu, aku memberitahu pada rakan sebilik bahawa aku ingin pulang ke kampong. Sedangkan sebenarnya aku ingin sekali menemankan Halim walaupun ada sedikit rasa risau.

Hanya sedikit baju persalinan yang aku bawa. Petang itu aku bertemu dengan Halim di tempat yang dijanjikan. Terasa bahagia apabila berada bersama insan yang aku cintai waktu tu. Kami berjalan berpimpinan tangan melihat matahari tebenam di hadapan restoran SeaView di Bandar Kota Kinabalu.

Selepas menikmati makan malam, aku mengikuti Halim ke bilik hotel yang disewanya. Berdebar juga hati aku kerana ini kali pertama aku akan bermalam bersama lelaki lain. Ketika masuk ke dalam bilik, aku terus duduk di bucu katil. Halim meminta izin untuk mandi terlebih dahulu.

Selesai dia mandi, kini giliran aku pula. Terkedu juga aku bila Halim keluar dari kamar mandi dengan hanya bertuala. Ketika berada dalam kamar mandi, bermacam perasaan yang bermain dalam fikiran aku. Rasa bagaikan tidak percaya kini aku berada bersama seorang lelaki berduaan di dalam bilik hotel.

“Lamanya ayang mandi, berangan ke ?” tegur Halim ketika aku keluar dari kamar mandi, siap berpakaian baju tidur.

“Abang ni..mana ada, sedap mandi dengan air panas tu,” balas aku manja.

Aku mengambil tempat disebelah Halim di atas katil untuk menonton siaran TV. Ketika aku merapatkan tubuh aku disebelahnya, Halim perlahan merangkulkan tangannya agar aku lebih hampir dalam dakapannya.

“Dup Dap Dup Dap”…

Jantungku berdengup kencang. Aku memberanikan diri menggenggam tangannya. Halim juga membalas. Terasa hangat menjalar ke seluruh tubuhku. Kami tidak banyak berbual, hanya mata memerhatikan rancangan di TV manakala aku dapat rasakan Halim seakan-akan mengucup kepalaku yang lentok dibahunya.

“Emmm..abang tak mengantuk lagi ke ?” tanyaku pada Halim.

“Ayang nak tidur dah ? Kalau macam tu jom kita tidur, penat la berjalan tadi.” Halim segera mematikan lampu. Hanya samara-samar cahaya dari TV yang masih belum ditutup.

“Abang masih nak tengok TV lagi ke ?” Soalku bila TV dibiarkan terpasang. Memang aku susah sikit nak tidur kalau ada cahaya terang.

“Gelap sangat nanti, takpe ke ?” Tanya Halim kepadaku pula.

“Takpe la bang, ayang tak lari ke mana pun.” Jawabku sambil terus merebahkan tubuh.

Halim merebahkan tubuhnya disebelah aku setelah mematikan TV. Aku dengan rela membetulkan posisi untuk berada dalam dakapannya. Terasa hangat nafas Halim di ubun-ubun kepalaku. Sambil tangannya membelai rambutku.

“Good nite sayang,” ucap Halim sambil mengucup dahiku.

“Emm..good nite abang, I love you.” Balasku sambil mengucup dadanya yang telanjang tanpa baju tu.

Mungkin kerana kepenatan, kami sama-sama tertidur lena berpelukan. Aku hanya sedar apabila terasa ada kucupan yang singgah ke pipi gebuku. Aku segera merangkul leher Halim yang ketika itu merenung wajahku.

Dengan perlahan, bibir kami bertautan. Terasa enaknya berkucupan buat pertama kali. Aku dapat merasakan lidah Halim cuba untuk membelah bibir ranumku. Bila aku bukakan sedikit mulutku, segera lidahnya mengulit-ulit lidahku.

Entah kenapa tiba-tiba aku rasakan nafsu syahwatku seakan bergelora hanya dengan permainan kucupan mulut tu.

“Ermm..mmm..” aku berpaut kuat pada rangkulan tanganku di leher Halim. Nafasku mula tidak teratur. Halim juga mendakapku kemas. Tanpa sebarang kata-kata, hanya lidahnya yang bermaharajalela bermain lidahku malah sekali sekala Halim menghisap kuat lidahku dan aku juga berusaha membalasnya.

Aku dapat merasakan farajku terkemut-kemut akibat berahi berkucupan begitu. Panties yang aku pakai juga terasa sedikit lembab dengan air mazi yang meleleh keluar dari farajku. Halim meletakkan sebelah pehanya diantara peha aku. Aku dapat rasakan sesuatu yang keras dicelah kangkangnya ditindihkan pada sisi peha aku.

Aku berasa lemas kerana begitu lama sekali kami berkucupan dan bermain lidah. Malah celahan farajku juga semakin menerbitkan air mazi dengan banyak sekali. Terasa farajku berdenyut-denyut seakan ada seribu jari halus menggeletek setiap inci farajku.

“Aahhhh…”, aku melepaskan satu keluhan panjang ketika aku rasakan farajku mengemut kuat dan mengeluarkan sedikit cairan. Halim tersenyum memandang wajahku yang kemerahan menerima nikmat berahi.

Malu juga aku rasakan kalau dia mengetahui aku telah mencapai orgasm hanya melalui kucupan. Halim bangun dari katil meninggalkan aku untuk mandi. Sempat juga aku menjeling kain pelikat yang dipakainya menonjol dibahagian pangkal peha. Aku tidak dapat membayangkan andainya tadi Halim meneruskan permainan dengan lebih lanjut lagi. Pastinya selaput dara aku akan dirobekkan oleh batangnya yang keras tu.
Hari kedua aku menemani Halim banyak masa kami habiskan dengan berjalan-jalan disekitar Bandar Kota Kinabalu. Bagaikan merpati dua sejoli, aku sentiasa merangkul lengan Halim sambil berjalan santai menikmati keindahan permandangan yang ada di Bandar Kota Kinabalu.

Malam itu kami agak lewat pulang ke bilik hotel kerana kami menonton wayang lewat malam. Hampir jam dua pagi baru kami keluar dari panggung. Mujur juga jarak antara panggung wayang ke hotel penginapan kami itu tidak begitu jauh.

Sampai ke bilik hotel, kami berpelukan bagaikan baru bertemu kembali setelah lama tidak bersua. Sebenarnya malam ini adalah malam terakhir Halim berada di Sabah kerana keesokan harinya dia akan pulang kembali ke Semenanjung.

“Ayang nak mandi dulu”, kataku kepada Halim. Dia hanya menganggukkan kepala.

“Kalau abang nak ikut, mari la”, entah kenapa tiba-tiba aku berani berkata begitu ketika ingin melangkah masuk ke kamar mandi.

“Takpe ke ?”, balas Halim bagaikan terpaku dengan pelawaan aku tadi. Aku cuma membalas soalannya dengan senyuman menggoda. Sengaja aku tidak kuncikan pintu kamar mandi, hanya merapatkan pintu itu sahaja.

“Boleh abang masuk ?”, kedengaran suara Halim disebalik pintu kamar mandi ketika aku sedang melucutkan pakaian. Belum sempat aku menjawab, pintu sudah dikuak terbuka. Aku tidak berkata apa, ketika itu aku benar-benar sudah berbogel tanpa seurat benang yang menutupi tubuhku.

Aku perhatikan Halim sudah sedia bertelanjang bogel ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Kelihatan batangnya separa mengeras. Mungkin membayangkan aksi di kamar mandi bersama aku. Aku melarikan pandangan mataku dari terus memandang tubuhnya. Itu pertama kali aku melihat tubuh seorang lelaki berbogel secara ‘live’ dihadapan mata. Walaupun sebelum ni pernah juga aku melihat susuk tubuh lelaki tanpa pakaian tapi hanya melalui gambar diinternet.

Halim mendekati aku yang kaku berdiri. Dengan perlahan dia memusingkan badan aku membelakangi tubuhnya dibawah pancuran air. Terasa hangat tubuhnya merapati belakang aku yang telanjang. Halim memeluk tubuh aku dari belakang. Aku dapat merasakan batangnya dengan perlahan semakin mengeras.

Aku kini berada dalam rangkulan Halim. Begitu kejap dan rapat. Dingin air pancuran yang membasahi tubuh kami berdua pun tidak terasa. Tangan Halim yang merangkul pinggangku kini mengusap-usap perutku. Aku kegelian dengan perlakuan Halim.

Dalam keadaan Halim masih dibelakangku, dia mencapai krim mandian lalu melumurkan ke tubuhku. Dari mengusap kawasan perutku, tangannya kini nakal menjelajah ke buah dadaku yang montok. Aku memejamkan mata menikmati layanan dari Halim. Usapan tangan Halim di sekitar buah dadaku membuatkan puting buah dadaku mengeras.

“Aahhhh..abang..”, aku mengeluh keenakan dibelai begitu.

Kini tangan Halim beralih menuju ke arah pangkal pehaku. Bagaikan meremang bulu romaku apabila jari jemarinya mencecah alur farajku yang sememangnya telah mengalirkan air mazi. Sambil mengucup batang leherku, aku dapat merasakan batang Halim yang sedia keras tu menyondol dicelah pehaku.

Aku meluaskan sedikit kangkangan kakiku agar mudah batangnya menyusuri celah pehaku. Halim mula menyorong tarik batangnya melalui celahan pehaku. Sengaja aku melentikkan sedikit pinggulku kerana aku juga terasa nikmatnya bila hujung batangnya menggesel celahan farajku.

Aku semakin tenggelam dalam kenikmatan walaupun Halim cuma menggeselkan batangnya dicelahan pehaku. Sambil itu juga, tangannya tidak henti-henti meramas dan menggentel puting buah dadaku yang semakin mengeras. Telingaku juga menjadi mangsa jilatan lidahnya hingga membuatkan aku menggeliat keenakan.

Tidak tahan dengan keadaan sebegitu, aku merasakan ada ledakan-ledakan yang bertali arus melalui liang farajku yang semakin kian mengemut. Nafas Halim juga kedengaran semakin mendengus kencang. Aku merapatkan pehaku ketika aku merasakan cairan hangat seakan memancut keluar dari liang farajku. Serentak dengan itu aku dapat merasakan Halim seakan menekan pinggulnya rapat ke pinggulku.

“Aaaahhhhhh…”, kami sama-sama mengeluh keenakan. Berdenyut-denyut dapat aku rasakan batang Halim diapit kemas kedua pehaku. Kelihatan dua tiga pancutan air maninya mengenai dinding kamar mandi.

Aku segera berpaling dan dengan pantas jari jemariku mengurut-urut batangnya yang berdenyut-denyut memuntahkan air mani. Berkerut wajah Halim menahan kegelian apabila aku mengusap-usap hujung batangnya. Selepas batangnya mengendur, kami berpelukan sambil berkucupan lama.

“Abang minta maaf sayang, tak tahan”, Halim memecah keheningan dalam kamar mandi.

“Emm..takpe bang, ayang jugak yang goda abang tadi kan ?”. Balasku manja. Padahal aku juga menikmati permainan dalam kamar mandi tadi.

Selesai mandi, kami berpelukan dibawah selimut tanpa seurat benang pun. Kehangatan tubuh kami berdua menjalar. Peha telanjang kami bersilang-silang. Halim sengaja menggosok-gosok pehaku dengan pehanya membuatkan liang farajku kembali terkemut-kemut.

Aku melarikan tanganku ke pangkal peha Halim. Batangnya yang mula menegang ku genggam perlahan. Boleh tahan juga saiz batangnya. Aku mula mengurut-urut batangnya. Halim terpejam keenakan menikmati urutan dan usapan tanganku pada batangnya.

Tanpa perlu disuruh, aku bingkas bangun menunduk ke arah pangkal peha Halim. Kini batangnya yang tegang itu benar-benar berada dihadapan mata ku. Perlahan ku jilat hujung batangnya yang kembang. Terangkat punggung Halim akibat perbuatanku itu.

Melihatkan reaksi Halim keenakan menikmati permainan lidahku pada hujung batangnya, aku bertindak dengan lebih agresif lagi. Kini dengan perlahan-lahan aku memasukkan batangnya ke dalam mulutku. Agak sukar juga pada mulanya kerana aku tiada pengalaman. Sambil aku mengulum dan menghisap batang Halim, tanganku mengelus manja kedua buah zakarnya.

Tiba-tiba Halim menarik pehaku mengangkangi kepalanya. Aku masih lagi mengulum batangnya ketika Halim tanpa ku duga bertindak menjilat alur farajku yang kebasahan.

“Emphhhh..”, aku mendengus ketika lidahnya melurut alur farajku.

Aku menekan farajku rapat ke mulut Halim akibat keenakan. Semakin laju tanganku melurut dan mulutku menghisap batangnya. Lidah Halim juga ku rasakan semakin meneroka liang farajku yang semakin becak.

Dalam posisi Halim masih berbaring telentang, aku berpusing mengadap wajahnya. Farajku yang lecak dengan air mazi dan air liurnya aku geselkan ke atas batangnya yang melintang tegak. Semakin ku geselkan semakin banyak air maziku meleleh keluar. Tangan Halim juga tidak diam. Kedua buah dadaku yang montok menjadi mangsa ramasan tangannya. Ketika aku merasakan ledakan puncak kenikmatan bergetar dalam liang farajku, sengaja aku menekan keras ke atas batangnya yang tegang itu. Rupanya Halim juga mencapai penghujung klimaks. Bertakung air maninya di atas perutnya sendiri. Kami sama-sama ketawa melihatkan keadaan begitu.
Selesai membersihkan sisa-sisa air mani kami berdua, aku terus merebahkan diri dalam rangkulan Halim. Terasa longlai tubuhku melempiaskan puncak kenikmatan. Dalam fikiranku membayangkan bagaimanalah andai Halim memasukkan zakarnya ke dalam liang farajku. Mungkinkah perasaan nikmat dan kelesuan yang bakal dirasai lebih hebat dari yang aku alami ini.

“Abang..”, aku memulakan perbualan setelah rasa sedikit ‘bernyawa’.

“Ye sayang..”, jawab Halim pendek.

“Boleh ayang tanya sesuatu ?”

“Ayang nak tanya apa ?” Halim mengerengkan badannya dan menopang siku kepalanya mengadap wajahku.

“Kenapa abang tak masukkan ?”, soalku sambil tersipu malu.

“Ayang nak ke ? Kalau ayang nak, abang turutkan je”, balas Halim sambil tersenyum.

“Erkk..”, lidahku tiba-tiba kelu untuk menjawab.

“Yang ni abang nak simpan untuk lepas kita nikah nanti”, jawab Halim sambil mengusap farajku. Aku rasa sungguh terharu dengan jawapan yang diberikan oleh Halim. Malam itu aku dibuai mimpi indah dalam dakapan Halim.

Masa terus berlalu, kini aku berada dipenghujung pengajianku di IPTA. Hubungan aku dengan Halim banyak pasang surutnya sepanjang hubungan kami terjalin. Sekali sekala aku ada juga merindui belaian dari Halim namun aku pendamkan sahaja.

Pernah juga beberapa kali aku pergi ke Semenanjung untuk bersama Halim, namun kebanyakan masanya dia banyak menghabiskan masa dengan kerjanya atau membawa aku keluar bersama dengan rakan-rakannya yang lain sedangkan aku inginkan waktu berdua sahaja dengannya.

Keadaan itu membuatkan aku merasa semakin dingin terhadapnya. Bagi mengisi kebosanan, aku banyak meluangkan masa berbual di internet. Dan dari situlah aku berkenalan dengan suamiku sekarang ini.

Selepas bertukaran alamat email dan nombor telefon bimbit, kami tidak pula selalu berhubungan. Hinggalah satu malam, aku menerima panggilan telefon darinya. Walaupun ianya hanya perbualan yang singkat, tapi bermula dari malam itu aku semakin kerap menerima kiriman sms darinya.

Mulanya aku tidak pernah menceritakan kepadanya tentang hubungan aku dengan Halim. Dan dia juga tidak pernah bertanya kiranya aku mempunyai teman lelaki ataupun tidak. Malah dengan jujurnya dia menceritakan segala kisah silamnya kepada aku tanpa berselindung.

Pernah juga aku berbalas kiriman sms sewaktu aku berada dengan Halim. Namun aku katakan kepada dia bahawa aku sedang ber’sms’ dengan kawanku. Sedangkan waktu itu entah mengapa aku merasakan ada perasaan yang timbul melalui perhubungan aku dengannya.

Paling mengejutkan apabila dia mula memberikan kiriman sms berbaur perasaan seperti ‘I miss u’ dan sebagainya. Hinggalah satu ketika dia meluahkan perasaannya padaku hingga membuatkan aku terharu dan terkedu. Terharu dengan pengakuan ikhlasnya untuk menyintaiku dan terkedu kerana aku tidak tahu bagaimana untuk aku menjelaskan kepadanya tentang perhubunganku dengan Halim.

Setelah tamat pengajianku, aku menerima tawaran untuk menjalankan latihan di sebuah syarikat di Selangor. Waktu itu, hubungan aku dengan Halim sudah semakin dingin malah ada ketikanya aku sudah tidak merasakan wujudnya cinta dalam hatiku untuknya. Halim juga seakan tidak peduli dengan keadaan begitu yang membuatkan aku semakin jauh darinya.
Setelah tiga bulan aku menjalani latihan kerja, Halim menawarkan diri untuk menghantar aku ke lapangan terbang. Ada juga aku memberitahu kepada teman baruku itu bahawa aku akan pulang ke Sabah namun kerana aku lambat bagitahu tarikh kepulangan aku tu maka dia tidak sempat untuk memohon cuti.

Ketika aku ingin melangkah masuk ke balai berlepas, aku meluahkan perasaanku kepada Halim. Aku katakan padanya bahawa aku sudah tidak dapat merasakan cintanya lagi dalam hatiku. Dan aku juga sempat memintanya untuk melupakan aku dan mencari gadis lain untuk dijadikan teman hidupnya kelak.

Halim tidak berkata apa. Aku mengharapkan ada sesuatu yang diluahkannya namun hampa. Hanya lambaian tangan yang diberikan padaku. Aku melangkah masuk ke balai pelepasan tanpa menoleh lagi kepadanya.

Setelah beberapa bulan kepulangan aku ke Sabah, aku memberanikan diri untuk menceritakan tentang hubunganku bersama Halim kepadanya. Pada mulanya dia agak sukar untuk menerima kerana katanya andai sejak awal lagi aku memberitahu kepadanya tentang hubungan aku dengan Halim pasti dia tidak akan meluahkan perasaannya padaku.

Dan kebetulan pula tidak lama selepas itu Halim datang bertemu keluargaku membawa bersama ayah dan ibunya dengan harapan untuk menjalinkan tali pertunangan. Namun aku menolak dengan baik. Mujur juga ibu bapa Halim memahami walaupun mungkin mereka sedikit terluka.

Selepas itu aku berasa lebih bebas untuk menjalin hubungan dengan si dia yang kini menjadi suamiku. Banyak kisah yang kami kongsikan bersama. Sikap jujurnya sangat menambat hatiku. Kenakalannya juga menghiburkan. Dia mula membahasakan diriku ‘mama’ dan dirinya sebagai ‘papa’.

Pernah juga sekali dua kami berbalasan kiriman sms yang agak nakal dan berbaur seks namun semuanya aku sukai. Mungkin kerana dia pernah melaluinya sepertimana yang aku lalui ketika bersama Halim dahulu.

Hubungan kami juga diketahui oleh keluarga malah ibu dan bapaku sedikit pun tidak menghalang atau membantah. Hinggalah suatu hari dia memberitahu padaku bagi membuktikan kesungguhannya untuk melamar aku menjadi isterinya, dia akan datang bertemu kedua ibubapaku untuk meminta izin menjalinkan hubungan denganku.

Hari yang dijanjikan telah tiba. Aku dan si dia merancang untuk menginap terlebih dahulu di Bandar Kota Kinabalu sebelum pulang ke kampong halamanku. Walaupun itu adalah pertemuan pertama kami namun tidak terasa sedikit janggal pun. Mungkin kerana kami sentiasa berhubungan walaupun hanya melalui panggilan telefon dan kiriman sms.

Pertemuan pertama ini sebenarnya mendebarkan juga kerana pada hari-hari sebelum si dia datang ke Sabah, kami kerap berbual tentang seks melalui kiriman sms malah saling cabar mencabar untuk melakukannya apabila bertemu kelak.

Malam pertama aku bersamanya di dalam sebuah bilik hotel di Bandar Kota Kinabalu terasa sedikit janggal. Sesekali aku terkenangkan kenangan aku ketika bersama Halim dahulu. Selesai aku mandi selepas kami pulang dari bersiar-siar dan menikmati makan malan di Bandar Kota Kinabalu, kami sama-sama melihat gambar-gambar yang diambil didalam kamera digital yang dibawanya.

Tuesday 30 July 2013

Seks dengan kawan kakak.

Ceritanya begini.. Semasa aku berumur 16 tahun aku ke Kuala Lumpur untuk bercuti semasa cuti sekolah.. Aku ke rumah sewa kakakku yang diduduki bersama kawannya di Selayang.. Kawan kakak aku ni memang cun.. Tingginya lebih kurang 165cm.. Mukanya seperti model.. Tak heran la kalau aku katakan dia bekerja sebagai setiausaha di sebuah bank yang terkemuka..

Aku pula apabila berada di rumah tu sentiasa stim batang aku.. Apa lagi kalau dia memakai baju tidurnya.. Aku selalu jugak mencuci mata melihat buah dadanya ketika ia menunduk.. Selalu la jugak aku melancap dalam tandas..

Satu hari selepas aku balik dari meronda KL sampai la aku di rumah.. Aku lihat nota di atas meja yang bertulis 'Akak Ke Pasar Malam.. Tunggu Akak Balik'.. Aku pun pergi la bukak baju.. Lupa lak.. Nama kawan kakak aku tu ialah Mimi.. mmm.. nama pun dah lawa.. apa lagi tuannya.. Aku pun memakai tuala dan menuju ke bilik air.. Aku terdengar ada orang sedang mandi.. Eh.. sapa pula di dalam tu.. Apabila pintu bilik air di buka aku nampak kak mimi yang keluar.. Dia hanya berkemban dan terperanjat apabila aku berada di depannya.. Batang aku terus mencanak bila melihat dia berkemban.. Nampak bodynya yang licin dan takde satu parut pun.. isk.. dia perasan aku punya batang dah naik.. dia nampak gelisah je.. dia masih lagi berdiri di muka pintu..

Aku tanpa lengahkan masa terus menanggalkan tuala yang aku pakai.. terbonjollah batang ku yg tidak berapa panjang.. mungkin 5 1/2 inci je.. Aku menolak dia ke dalam bilik air semula.. Aku mula meraba2 badannya.. Dia nampak takut.. langsung tak bersuara.. tak lama kedengaran suara dari mulutnya yang menyebut 'ahh.. sedap dikk.. ahh..' tanpa lengah lagi aku bukak tuala yg menutupi tubuhnya tersergam le gunung dan lurah yang aku idam2 kan selama ini.. Dia memeluk aku dan aku mencium seluruh tubuhnya dengan rakus.. maklum le.. sebelum ni melancap je bila tgk vcd blue.. Kali ni aku yang buat cerita blue.. Dia melentikkan badan.. geli agaknya.. dalam bilik air tu, aku angkat punggungnya supaya duduk di atas kolah.. dan tangannya memaut bahuku.. Aku menjilat teteknya yang bersaiz tetek Ziana zain.. muda lagi puncaknya.. selepas itu.. dia dengan tak tahan menggenggam batang ku dan menghalakan batang ku ke dalam pantatnya.. Aku bermain secara doggie.. memang dia dah takde dara.. Aku tak kira.. janji aku dah dapat.. dia dengan tak malu menyuruh aku pancut saja di dalam kerana dia telah mengambil pil.. tidak lama kemudian aku pun pancut..

Selepas itu aku mandi bersama dengannya.. Semasa mandi aku yg masih tidak puas memeluk dan menciumnya.. dia memang pandai membelas ciuman.. dia bagitau kat aku daranya telah dipecahkan oleh pegawai banknya di dalam bilik masyuarat.. bahkan dia mengambil pil semata2 pegawai itu yang mahu bodynya setiap hari.. patut la pantatnya dah buruk.. dah longgar.. hehehe..

Setelah bersiap memakai baju kakak ku pulang dengan membawa makanan.. oh ya.. Mimi berumur 24 tahun.. sekarang ni aku dengar dah nak bernikah.. tak tau dengan siapa.. malang la suaminya..

Pancut!!! Dilancap Tukang Urut...

Hari itu hari Ahad, rutin hidup aku adalah Isnin dan Rabu melayan Lin dan Farah semasa kelas tusyen, Sabtu melayan pensyarah aku di biliknya dan hari Ahad adalah hari untuk diri aku sendiri! Setiap Ahad, aku akan merayau rayau di pasaraya sekitar Johor untuk "mencuci mata" dengan memerhatikan wanita wanita seksi yang berjalan dengan pelbagai jenis saiz tetek.

Aku ini memang jenis yang suka melihat ke payudara wanita. Saiz yang lebih besar adalah lebih baik. Tapi jangan tetek besar sebab gemuk! Macam tu aku tak suka. Aku pernah menyapukan air mani aku ke coli perempuan. Memang gila kan aku ini! Selain itu, semasa merayau rayau, aku akan mencari peluang untuk mengintai tetek wanita semasa dia menundukkan badan. Memang itu telah menjadi hobi aku.

Ahad 10 pagi. Aku bangun dengan batang yang masih terasa sengal sengal selepas buat 3 round dengan pensyarah aku, Puan Ayuwati sekaligus. Semasa mandi pagi, aku teringat kisah semalam dan aku mula melancap, ah ah ah, sedap juga melancap walaupun tidak seenak bila dimasukkan ke lubang pantat sebenar.

Ahad 11 pagi, selepas bersarapan, aku menaiki motosikal RXZ menuju ke pasaraya CS di Johor Baru. Sampai di sana, aku pun mula merayau rayau sendiri. Aku ada juga ajak member aku keluar tadi, tapi dia kata tak senang, kena temankan teman wanita. Aku faham faham saja, entah berapa kali dia kongkek girlfriend dia tu sepanjang hari ini.

Ahad 12pm, aku makan tengahhari di restoran N di pasaraya CS. Sambil memesan makanan, aku sempat melirik mata ke belahan baju pelayan kaunter yang cantik itu. Tak nampak sangat, tapi kalau dia tunduk, mesti aku akan nampak bentuk payudaranya. Selepas itu, aku pun menuju ke meja makan. Tiba tiba, aku ternampak suatu iklan.

"Urut seluruh badan.. RM 30 saja, contact no xx-xx".

Aku berfikir sejenak, kalau "Seluruh Badan", apakah maknanya termasuk batang aku sekali? Ah, peduli apa, sekarang perut aku lapar, jadi mesti diisi dahulu, lain lain benda nanti baru fikir!

Ahad 1pm, aku selesai makan dan meninggalkan meja makan. Aku ternampak iklan yang sama sekali lagi, otak aku yang kotor pun berfikir lagi. Sebenarnya, aku baru keluar gaji semalam, duit hasil aku mengajar Lin dan Farah tusyen (juga mengajar mereka seks), kepada pembaca yang tak faham maksud aku, bacalah cerita aku yang terdahulu! Jadi, aku rasa RM 30 kira boleh try juga, lagipun badan aku masih sakit sakit digenggam dan ditumbuk tumbuk oleh Puan Ayuwati.

Buat pengetahuan pembaca, Puan Ayuwati memang gila gila sedikit, suka melakukan aksi ganas semasa bersetubuh. Masih ingat lagi bagaimana aku dipaksa meminum air kencingnya? Begitulah, aku ditumbuk tumbuk semalam. Nasib baik Puan Ayuwati tak kuat, sebab semasa orgasme dia akan menjerit jerit sambil menumbuk aku dengan sehabis tenaganya. Walaupun tak kuat, tapi bahu aku terasa sakit juga. Maka, aku memutuskan untuk menghubungi nombor itu.

Aku memikirkan kalau lelaki yang mengangkat telefon itu, aku akan melupakan saja hasrat aku untuk mengurut. Tapi, ternyata perempuan yang mengangkatnya. Aku pun membuat temujanji di bilik sewa aku. Dari ragam suaranya, aku meneka dia dalam usia 30-an.

Ahad 3 pm, pintu aku diketuk. Aku pun cepat cepat bangun dari sofa tengok TV di tempat aku dan membuka pintu. Wah, ternyata sangkaan aku betul. Si tukang urut ini kelihatan berusia 30-an. Aku dapat mencium bau perfume yang wangi dari badannya. Aku mengesyaki dia adalah seorang pelacur! Mekapnya juga terlalu tebal, dan aku teringat iklan di TV sebentar tadi tentang kempen pencegahan penyakit AIDS.

"Mahu urut, kan?" dia bertanya.

Ya, aku menjawab. Aku pun membawanya ke bilik aku. Dia menyuruh aku menanggalkan pakaian dan tinggalkan hanya celana dalam sahaja. Aku mengikut saja lalu berbaring di atas katil aku. Kemudian, acara mengurut pun bermula. Aku sempat bertanyakan namanya, dia kata namanya Tina saja. Aku tidak berbual panjang dengannya kerana dia tidak begitu serius melayan pertanyaan aku.

Cara mengurut Tina sangat baik. Bahu aku yang ditumbuk oleh Puan Ayuwati semalam terasa selesa semasa dipicit picit oleh Tina. Dia memulakan acara mengurut dari bahu, kemudiannya kepala aku. Aku terasa sangat senang semasa diurut oleh Tina. Minyak urut yang digunakan juga wangi. Tina hanya kata minyak itu adalah buatan tradisional kampungnya.

Selepas bahu dan kepala, dada aku pula dipicit picitnya. Aku merasa geli semasa dia tersentuh puting aku. Aku menahan gelak, tapi akhirnya tertawa juga. Dia yang melihat keadaan aku sebegitu juga tersenyum sedikit. Eh, manis juga muka dia semasa tersenyum. Selepas dada, kedua dua kaki aku diurut. Kaki aku yang penat setelah merayau di pasaraya tadi terasa ringan dan selesa selepas diurut.

Aku merasakan proses mengurut telah selesai. Lalu aku pun bangun dan Tina pun mengemas benda benda. Sambil mengemas benda, Tina menunduk nunduk badannya dan mata keranjang aku pun sempat menoleh ke arah teteknya. Tetek Tina tergolong dalam saiz D, sangat ketara besarnya jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil. Batang aku naik ketika itu apabila perasan bahawa Tina tidak memakai coli.

Kalau diikutkan hati, ingin aku terkam terus Tina pada masa itu juga dan cuba membuat hubungan seks dengannya. Tapi, kempen di TV sebentar tadi menakutkan aku. Aku membayangkan wajah pesakit AIDS yang pucat dan tubuh yang melarat di sana sini. Akhirnya, aku memutuskan untuk cepat cepat ke tandas dan melancap sendiri sahaja. Aku pun melancap, tak sampai 5 minit, air mani pun keluar, ah ah ah.

Semasa aku keluar dari tandas, Tina telah duduk di katil aku. Dia meminta bayaran RM 30 itu dan aku pun pergi mengambilnya. Semasa membayar, Tina bertanya sama aku mahu "extra service"? Tepat jangkaan aku, Tina sebenarnya adalah pelacur! Dia mengatakan kalau melancap, RM 10, oral RM 30, dan kalau tempah dia sepanjang hari untuk bersetubuh, harganya RM250. Aku keliru pada masa itu.

Aku memikirkan Lin, Farah dan pensyarah aku. Aku tidak mahu menjangkitkan mereka dengan penyakit kelamin. Selain itu, aku memikirkan kalau aku mampu bertahan hingga esok, aku boleh puaskan nafsu aku ke atas Lin dan Farah yang begitu dahagakan batang aku. Tapi, aku tidak dapat menahan diri pada masa itu kerana Tina telah membuka bajunya dan telah telanjang dada.

Akhirnya, aku memberinya RM 50 (RM 30 untuk urut, RM 20 lagi untuk melancapkan aku dua kali berturut turut). Aku pun tidur terbaring di atas katil aku dan menyuruhnya membuat aku orgasme dengan tangannya. Aku pun melepaskan celana dalam aku, sementara Tina membuat beberapa aksi mengghairahkan lalu berbogel di depan aku.

Aku mula menggunakan tangan sendiri untuk melancap. Tapi, Tina menepis tangan aku, dia kata itu adalah tugasnya sekarang. Aku pun membiarkan sahaja Tina dengan tugasnya. Tina membuka sebotol losyen dan menyapu tangannya dengan losyen itu. Selepas itu tangannya menggenggam batang aku dan mula melancapkan aku.

Dari perlahan lahan, Tina mula mempercepatkan gerakan tangannya. Tapi, selepas 15 minit, Tina masih melancapkan batang aku tetapi kesannya belum sampai. Kasihan Tina, dia tidak tahu aku telah melancap sendiri di dalam tandas tadi, jadi untuk kali kedua memang susah dia mahu memuaskan aku. Tapi, Tina ternyata profesional, dia membuka lapisan batang aku di bahagian atas kesemuanya, dan kemudian tangannya menumpu di situ.

Aku merasa sangat terangsang kerana bahagian itu adalah paling sensitif buat lelaki. Tak samapai 5 minit Tina menumpu di situ, aku klimaks. Tina mengelap air mani aku dengan tisunya. Kemudian, dia membuang tisu itu dan mahu beredar.

Aku memanggilnya, "Hey, masih ada lagi sekali. Mengapa kamu mahu pergi sekarang?"

Tina terperanjat kerana dia tidak menyangka aku masih bertenanga untuk dilancapnya lagi sekali. Aku berkeras mahukan kembali RM 10 aku jika dia tidak mahu "service" batang aku lagi sekali.

Tina akhirnya mengalah dan mula mengurut lagi sekali batang aku. Seperti biasa, batang aku memang susah nak naik dan klimaks jika membuat tiga kali dalm satu round. Tina melancapkan batang aku lama tapi tak naik naik juga. Akhirnya, dia bertanya kepada aku.

"I give up, i use my mouth, it's free, do u want it?"

Aku menolaknya kerana takut dijangkiti AIDS. Aku memaksanya mengeluarkan air mani aku dengan tangannya. Tapi, selepas 20 minit lagi berlalu, aku tak terasa apa-apa, Tina sangat cepat menggoyangkan dan melancap batang aku, tapi tak berkesan juga. Sekali lagi, dia mahu menggunakan mulutnya, dan aku menolaknya sama sekali.

Akhirnya, Tina bertanya, "Is breast fucking OK?"

Aku menjawab boleh. Kemudian, dia pun bertukar posisi kepada berbaring di atas katil aku, dan aku menjepitkan batang aku di antara teteknya yang besar itu.

Kali ini, aku yang control kelajuan fuck kedua-dua teteknya. Sambil itu, aku memainkan puting teteknya dengan tangan aku. Tina terasa nikmat kerana aku melihatnya menutup mata menikmati semua itu. Oleh kerana aku yang mengawal permainan kali ini, aku pun memancutkan air mani aku selepas 10 minit. Air mani aku bertaburan di mukanya.

Aku yang keletihan berbaring sahaja di tepi Tina dan menyuruh Tina balik sendiri dan berpesan kepadanya untuk menutup pintu. Tapi, Tina yang telah aku bangkitkan nafsunya ingin bersetubuh dengan aku.

"Ohh, shit, i want to do it with u, it is free, i need it now! Can u fuck me with ur cock?"
Aku hanya tersenyum kepadanya sambil berkata, "Sorry, find a dildo dan satisfy yourself, i want only safe sex."

Dia nampak sedih dengan jawapan aku dan kemudian beredar selepas mengemas pakaian dan alatannya. Begitulah berakhirnya pengalaman aku dilancap oleh seorang pelacur. Kali pertama, aku service sendiri, kali kedua oleh tangannya, dan kali ketiga aku terpaksa breast fucking pelacur itu kerana geram melihat teteknya yang besar.

Kalau difikirkan kembali, aku tidak menyesal kerana tidak membuat hubungan seks dengan Tina. Kalau dia mengurut 1 orang dalam sehari dan telah bergiat dalam bidang ini selama setahun, sekurang kurangnya 365 batang lelaki pernah masuk ke vaginanya. Memikirkan itu, aku sangat takut akan dijangkiti penyakit AIDS! Tapi, kalau sekadar dilancap dan breast fucking tubuhnya, aku rasa aku masih selamat.

Sunday 28 July 2013

Kisah Stim Dengan Cikgu Mui


Cerita ni terjadi waktu aku menuntut di sebuah IPT tempatan beberapa tahun yang lalu. Di sinilah aku telah kehilangan teruna aku yang aku pertahankan setelah sekian lamanya.

Puan Mui (bukan nama sebenar) adalah seorang pensyarah yang lawa dan kiut miut. Orangnya kecil molek tapi bodynya...mengalahkan anak dare..... Dari cerite yang aku dengar dia dah setahun menjanda tanpe ada anak....

Dia ajar aku subjek ekonomi. Tiap kali mengajar dia pakei seksi habis. Kalau dia mengajar semua mata mesti tertumpu kat dada dan paha dia yang empok lagi putih melepak...temasuklah aku...tapi yang aku perasan waktu die mengajar dia asyik target aku jeeee....

Minggu tu dia bagi ujian...5% untuk ke final.....Dua hari lepas ujian dia panggil aku ke bilik kerana ada hal penting....Aku kata mesti aku fail punya kalau tak takkan dia panggil aku...

Sangkaan aku tepat, bila aku sampai ke bilik dia....aku lihat kertas jawapan aku ade kat tangan dia....dia tanya aku kenapa aku tak menjawab soalan dengan tepat? Aku kata, aku jawab dengan baik dan suruh dia baca semula...

Hari tu aku tengok dia pakai seksi habis..payudarenye jelas kelihatan dan membuatkan jantung aku berdebar....

Tiba-tiba dia bangun dan kunci pintu dari dalam dan rapat kat aku...dan terus berbisik kat telinga aku...Ini membuat bulu tengkok aku berdiri... Puan Mui memang straight forward punya orang... Dia kata dia boleh tolong aku lulus dengan syarat... Belum habis aku tanya syaratnya tangannya telah menyentuh batang aku dari luas seluar yang aku pakei......syaratnya dia nak kulum batang aku puas-puas katanya sambil membuka zip seluar aku..aku tak boleh nak buat apa-apa kerana batang akupun dah mengeras...aku tak pernah dibuat sebegini sebelum ini..bayangkanlah...

Bila batang keras aku telah keluar dia terkejut besar melihat saiz dan ukurannya. Lebih kurang 7 inci dan hujungnya sangat lebar..Waw katanya this is giant....Dia terus kulum aku dengan rakusnya.

Aku tak tahu apa nak buat cuma serah aje pade die yang lebih berpengalaman.. Aku lihat dia cuma mampu kulum bahagian kepala sahaja kerana batang aku besar dan panjang...rasanya sungguh sedap..Kesedapan yang tak pernah aku rasakan selama ini. Pun Mui terus kulum batang aku tanpa mampu mengeluarkan kata-kata. Selang 10 minit aku rasa badan aku tiba-tiba panas dan aku terasa satu kenikmatan yang teramat sangat yang memusat dari pusat sehingga kemaluanku... Rupa-rupanya aku hampir klimek...Puan Mui terus mengulum batang ku dengan lebih rakus dan akhirnya aku terpancut di dalam mulutnya..

Puan Mui terus menghisap batangku sehingga kering namun batang aku masih lagi tegang...This is great kata Puan Mui. Aku cuba menyentuh cipap Puan Mui namun Puan Mui menyuruh aku keluar sebaik sahaja telefon di dalam biliknya berdering. Dia kata kat aku not now...Dia suruh aku beredar tetapi sebelum aku beredar dia memberi nombor telefonnya kepadaku dan menyuruh aku menelefonnya pada jam 8.00 malam tersebut... Aku pun beredar dari bilik Pun Mui tetapi sebelum aku menutup pintu biliknya dia sempat berkata, you can get A- for your paper sambil tersenyum padaku.

Petang tersebut sebelum aku balik ke rumah sewaku aku telah membeli sebuah pita lucah untuk mempelajari bagaimana mereka melakukannya. Petang itu aku habiskan masaku dengan menonton filem lucah tersebut sementara menunggu pukul 8.00 malam. Pukul 8.00 malam akupun menghubungi Puan Mui dan tanpa banyak bicara dia menjemput aku minum teh dirumahnya.....

Setibanya aku di rumah Puan Mui, dia terus mendakap aku dan kami pun berkucupan. Dia memang seorang yang berpengalaman... Dia mengajak aku masuk ke biliknya....Dia membuka pakaian nya satu persatu di hadapan aku dan membuatkan batangku terus menegang....Ini rupanya badan yang menjadi idaman ramai selama ini. Aku terus membuka pakaianku dan tanpa banyak soal aku terus mendakapnya dan membaringkan Puan Mui ke katil empoknya....Aku kucup bibirnya dan aku jilat tengkok Puan Mui. Aku kulum teteknya sehingga dia meraung keenakan. Tangan Puan Mui sempat melancap batang ku namun aku terus memberanikan diri dengan menjilat pusatnya dan terus ke cipapnya...Dia meraung lagi kerana keenakan. Aku terus buat seperti yang apa dilakukan oleh pasangan yang aku tonton dalam filem petang tadi...Aku jilat dan jentik kelentitnya sehingga dia meraung dan terpancut beberapa kali...Dia kata this is great.... Please fuck me, Please. Aku tak layan langsung tapi sebaliknya aku masukkan jari aku satu persatu kedalam cipapnya dan lidah aku masih menjilat kelentitnya yang panjang sehingga dia terpancut lagi.....Dia masih merintih simpati agar aku segera masuk....Namun aku ada idea dan tanya dia apa aku akan dapat... Dia kata I promise you will get A++ sambil meraung keenakan.

Tanpa berfikir panjang aku pun mengambil bantal yang ada dan menyandarkan punggungnya agar ia lebih terangkat dan aku pun memasukkan batang aku kedalam cipapnya namun ianya aku rasakan masih sempit dan panas, namun Puan Mui memudahkan kerja aku dengan mamaut pinggang aku dengan kedua belah kakinya sehingga aku berjaya memasukkan kesemuanya...Aku pun mula berdayung dan aku lihat Puan Mui meraung keenakan. Sekarang kepala Puan Mui berada di bawah katil dan dia tidak berhenti-henti berkata fuck me please... you are great....yes...yes...Aku cabut batang aku dan mengarah agar Puan Mui menonggeng..kami buat cara doggie pula dan dia meraung lagi kerana keenakan.. dia kata aku the greatest lover yang dia pernah main with. Setelah sekian lama berdayung aku rasa nak terpancut dan tanpa membuang masa aku tusuk cipap dia kuat-kuat dan pancut di dalamnya...wah sungguh nikmat sekali....

Aku cabut batang aku dan masukkan ke dalam mulutnya dan dia kulum aku sehingga kering...namun aku cepat recover..dan batang aku tegang balik... waw this is great, dia kata......Dia nak relek dulu katanya tapi aku cepat-cepat tonggengkan dia dan kenakan kondom yang aku bekalkan tadi... Perlahan-lahan aku masukkan batang aku ke lubang buntutnya..dan ini membuatkan dia terkejut...dan berkata not there my dear....tapi aku tak peduli... Aku rasa sempit yang amat sangat namun bila aku tusuk kuat-kuat batang aku masuk sedikit demi sedikit...akhirnya aku berjaya memasukkan kesemuanya dan berdayung...aku rasakan satu kenikmatan yang teramat sangat dan aku lihat Puan Mui yang pada mulanya tadi kesakitan kini bertukar kepada keenakan. Aku terpancut lagi tapi kali ini di dalam lubang buntutnya....

Kami sama-sama gelak dan dia kata akulah yang pertama kali memecah virgin buntutnya......dan aku pasti akan dapat A++.

Pada malam tersebut aku benar-benar puas kerana kami asyik main...aku kira 7 kali....aku balik ke rumah pada pukul 6.00 pagi dan terus sambung tidur kerana terlalu letih. Mujurlah kelas aku mula jam 11.00 pagi. Aku tersenyum sendirian sambil berkata inilah yang dikatakan tuah badan..

Nurse Zana


KU adalah seorang yg berjaya, berusia 37 tahun mempunyai 3 org anak. Isteriku namanya Aida merupakan seorang doktor. Nak katakan kami ni kaya taklah sangat. Cuma mampulah jugak kalau dlm 2…3 kali seminggu tu makan kat restoran 5 bintang.

Rumahtangga aku pulak mmg bahagia kalau ada selisih faham tu biasalah kan. Mana ada rumahtanggayg langsung tak ada ribut taufan sekali sekala. Kalau ada yg dakwa rumahtangga dia tak pernah ada masalah, itu menipu namanye.

Aku ngaku yg aku ni bukanlah seorg suami yg baik ataupun jujur ngan isteri ku. Pernah jugaklah akucurang ngan isteri ku. Sememangnye aku punyai nafsu yg ….. (entahlah mungkin pada ni tak pelik lagi kut)

Aku lebih teransang pada bini org. Kalau diberi pilihan antara bini orang atau anak dara….semestinye aku akan pilih biniorg. Bglah anak dara rupa mcm ratu cantik dunia sekali pun…aku akan tetap pilih biniorg…(biniorg tu mestilah yg oklah…..kalau tak ok sapa yg nak….kan?).

Aku tak pernah kenal ngan nurse satu hospital ngan wife aku ni. Selama ni kalau umah aku ada buat open house ke…tak pernah pun dia dtg. Nak dijadikan cerita, hari tu kereta bini aku ada kat workshop so terpaksalah aku kena ambik dia balik keje. Biasanye kalau aku tunggu wife aku ni selalu jugaklah aku masuk dlm hospital tu. Ward gynaecology tu ramai jugaklah aku kenal…tapi nurse ni mmg aku tak pernah tengok.

Tengah berbual ngan doktor2 dan nurse2 kat situ….aku terpandang sorang nurse ni. Mmg rupa…badan dia ni buat aku tak senang duduklah. Bernafsu. Tengah sembang2 tu aku pun buat2 senyumlah….ada sorang dr kat situ mcm perasan sambil aku borak2 aku duk asyik pandang nurse tu. Tiba2 dr tu panggil nurse tu introduce kat aku. Kami pun salam2lah.

Nama dia Zana (nama tipu…takan nak bg tau nama betul kut). Lepas salam tu dia pun terus sambung keje. Wife aku dtg dan kami pun baliklah. Aku Tanya wife aku nurse tu. Wife aku kata dia baru join ..sebelum ni dia keje kat hospital kerajaan. Umur dia 31 tahun anak 1. Rupa dia nak kata lawa sgt tu taklah sedap mata memandanglah katakana.

Tapi aku suka body dia….agaknye dlm 36B 30 36. Aku ni suka badan cam tu…berisi sikit. Bodi mcm model bukan taste aku. Sampai balik umah pun aku terbayang nurse tu….cara dia berjalan…ermmm mmg mengancamlah.

Aku tanam niat camana nak kenal ngan nurse tu. Tapi aku buntu. Bukan senang….dahlah dia tu satu tempat keje ngan bini aku. Aku sebolehnye nak ngelak dr ada affair ngan bini org yg satu tempat keje ngan bini aku ni…..byk masalah akan timbul. Sebelum ni bukan takde yg aku berkenan….pernah dulu aku berkenan kat dr sorang tu….lawa mmg lawa…anak mami, rupa mcm Amisha Patel.

Sapa yg minat kt filem Hindustan taulah…kan? Tapi aku tak sanggup. Dgn nurse ni lain mcm sgt rasanye….rasa mcm tarikan dia tu kuat sgt… putih kata ada chemistry. Puas aku fakir camana nak mulakan sampai aku tertidur. Sehinggalah dlm 4…5 hari aku pun malas nak fakir sgtlah pasal nurse tu.

Satu hari tu aku balik dr ofis dlm pukul 7.30pm. Bila masuk dlm umah terperanjat aku nurse Zana tu ada dlm umah aku. Kalau pembaca semua adalah masa tu….mmg akan gelak sakan kat aku. Aku kaku berdiri dlm 2…3 min jugaklah. ….bayangkanlah… bila tengok dia tengah duduk atas sofa kat living roomtu.

Aku tersentak bila wife aku cakap si Zana ni tumpang balik jap sementara tunggu suami dia dtg ambik. Suami dia tu pengurus kilang di keramat. Rumah aku plak kat bukit antarabangsa so tak jauhlah. Barulah aku tau dia dtg umah aku tu bersama ngan bini aku. Kami makan mlm bersama. Tapi aku tak byk cakap. Tapi aku asyik duk perhatikan dia jer.

Apa yg bini aku borak ngan dia aku tak ambik kisah sgt. Bila dah makan semua dia bangun nak cuci tangan aku duk perhati je badan dia. Dia pakai track suit ngan sleeveless t shirt.ketat. Mata aku tak lepas drtenung buntut dan dada dia. Sejak dr hari tu dia boleh katakan hari2 singgah umah aku dulu sementara tunggu suami dia dtg ambik.

Sehinggalah satu hari tu, dlm kul 8 mlm, wife aku dpt call dari hospital ada patient yg terpaksa bersalin cara ceasar…ada complication. So wife aku pun pegilah. Tinggallah aku, dia , maid aku dan anak-anak aku.

Sampai dlm kul 10 lebih anak2 aku naik tidur. Maid plak biasanye kalau takde apa dia berperaplah dlm bilik dia. Dia call suami dia, suami dia kata ada machine breakdown so production takleh jalan.

So terpaksalah suami dia settlekan dulu masalahnya dulu. Kat living room tu tinggalah aku ngan dia. Macam2 ceritalah kami borak. Sambil borak2 tu …aku ni mcm biasalah mata terpaku kat dada dia….kalau dia bangun jer aku tenung kat punggung dia bulat macam Jlo.


Lama-lama aku tak tahan….dah rasa stim semacam. Aku bangun nak ke dapur nak buat air dia…dia kata takpe dia buat sendiri….wife aku pun selalu cakap ngan dia…kalau rasa nak minum ke makan ker buat mcm umah sendiri.

Dia bangun ke dapur buat air. Aku ikut sekali ke dapur berdiri membelakangkan dia. Dia kata kat aku yg ikut sekali ke dapur tu tak percaya kat dia ker. Aku kata takdelah camtu…Cuma kalau dia tak jumpa cari gula ke susu ke senang aku tunjukkan… dlm pada tu aku cukup bernafsu. Aku dtg dekat ngan dia dr belakang. Entah macamana setan dah rasuk abis dah.

Aku betul2 berdiri belakang dia…..aku pegang bahu dia….gosok-gosok…dia terkejut. Aku terus pegang bahu dia…sambil aku cium leher dia. Dia suruh aku lepaskan dia kata jangan buat camtu. Aku terus cium leher sambil tangan aku gosok-gosok lengan dia….mulut dia mmg terus berkata jangan….jangan…tapisetakat mulut jerlah….sambil biar je aku cium leher dia. Aku dpt rasa dia dah naik biji-biji kat lengan dia.

Aku terus cium leher dia ….tangan aku mulalah peluk dia..sambil pelan-pelan ramas tetek dia.
Dia dah tak tentu arah….aku tau dia stim tapi rasa serba salah.

Aku teruskan lagi …ramas2 tetek dia dr belakang…..tiba2 jer terus dia pusing mengadap aku….belum dia cakap apa2 terus aku cium mulut dia…sambil tangan aku raba buntut dia pulak. Dia Cuma biarkan aje tapi aku tau dia dah teransang. Tangan masuk dalam baju dia…selak bra dia. Puting tetek dia pun dah keras.

Aku gentel-gentel….sambil terus beromen. Suara dia dah tak tentu arah. Aku tau masa tu aku tak sia sia kan…aku akan masukkan jugak batang aku dalam cipap dia. Sebelum aku terus nikmati seluruh badan dia sambil berdiri. Satu persatu pakaian dia aku bukak….dia diam …biarkan aje.

Aku terus isap puting dia…sambil tangan merayap kat celah kangkang dia….dia memang dah stim….air cipap dia pun dah banyak. Aku aku pusingkan dia membelakangkan tarik sikit buntut dia yang bulat tu….aku pun keluarkan batang aku masukkan dalam cipap dia kami main doggie sambil berdiri.

Masa main sorong tarik tu…aku suka cara dia mengeluh…memang buat aku lebih horny. Hinggalah dalam 30/…40 minit aku climax. Aku berborak ngan dia sambil berbogel kat dapur…borak punya borak….kami pun main lagi…kali ni aku duk atas kerusi makan…dia duk atas aku sambil mengadap….hinggalah dia climax 2 kali.

Lepas dlm 1 jam kite orang main untuk 2nd time tu suami dia pun call nak ambik dia.

Sejak dr ari tulah….aku selalu main ngan dia. Kalau susah sgt aku akan check in kat hotel lepas keje. Pernah jugak main dalam kereta. Hubungan kami masih lagi kekal sekarang ni. Pandai makan pandai simpan seperti kata orang…

Sunday 21 July 2013

Aweks Mantops !!!







Pengalaman aku di UK

Ni citer lama ni, tahun 96. Dah dekat 10 tahun tapi aku still ingat lagi kat awek ni. 
 
Awek ni aku kenai dalam chat room, alamak.com, dia guna nick minachi, so dalam cita ni aku guna nick dia la.Dia stadi kat kent amik psikologi, aku lak dok kat wales. jauh gak tu, dalam 4 jam setengah baru sampai (naik tren la, student lagi masa tu).

Nak kata aku kenai dia lama sangat tak jugak kat dalam chatting ni, geng2 aku pun kenai dia tapi tak penah jumpa.

So, satu hari tu dia call aku, borak punya borak, aku cakap aku nak turun london. Dia ajak aku pi Kent, aku pun kata ok la. Tapi masa tu dalam pala aku tak dak niat langsung nak buat pa pun, nak jumpa & nak kenai saja.

Sampai la hari yang di nantikan, sabtu, aku turun London dengan geng aku. Sepagi aku meronda London dengan geng aku sebelum aku pi Kent. Minachi dia ada kelas pagi tu pasai aku kena pi petang. Dia pun tak penah tengok aku & aku pun tak penah tengok dia. Tapi aku pedulik apa orang dah ajak. Aku pun tak amik pot mana nak tidoq malam tu, dah tuan rumah ajak, pandai2 la dia adjust tempat aku nak tidoq.

Lebih kurang pukui 5 petang aku sampai kat Kenat. tu tak mampu nak guna handfon so ikut plan dia la, dia kata dia tunggu kat stesen. Cam cita Bollywood la pulak. Awek dok ternanti2 kedatangan pak we. Pehhh.... sempoiii...

Sampai saja kat stesen, aku nampak ada satu awek bertudung, ye la kat sana bukan ramai pun anak melayu ni. Dia pun cam kenai aku ja, meluru straight kat aku & salam..

"As'kum... saya Mincahi.. awak C*P**?"

Aku dalam hati kata, aikkk hang terus mai salam baru nak tanya nama... hentam la labu. Aku tengok dia ok gak, tapi tak sure body cam na sebab jaket tebai.

Dah abis sesi berkenalan kat stesen, dia ajak aku balik hall dia (asrama dia). On the way balik kami singgah beli ayam, santan la macam2 lagi la, dia nak masak kat aku malam tu. Aku tak cakap banyak, dia yang banyak cakap. Saja nak tengok dia cam na.

Sampai kat hall dia terus p bilik dia. Aku pun buat muka sekupang landing ataih katil dia. Aku tengok dia ok ja, cam biasa ja buat benda ni.

Malam tu dipendekkan cita tak jadi apa2 pun. Aku kena tidoq dalam sleeping beg. Tak pa la lagi pun aku imagine apa pun.

Siang esok tu tak jadi apa2 pun, just ronda2 kat Kent.

Malam tu aku nak tunjuk kebolehan aku memasak so aku masak kat dia la, pehhhh... pujian tinggi melangit. Lepaih cuci2 pinggan & kemas dapoq, aku cakap...

"Sapa 1st sampai bilik dia dapat katil......"

So apa lagi... berlari aku nak booking... dia pun follow (nak ngelak dari kena tidoq dalam sleeping beg la). Masuk bilik aku terus melompat la ataih katil, dia sampai dia pun lompat sama & landing kat sebelah aku (FYI, dia pakai seluar trek, t-shirt & tak pakai tudung).

Dok bergelak2 la kami sambil lepak2 ataih katil tu, tetiba aku kata nak cium dia, dia gelak & ngelak (malu2 lagi ni).

"Saya nak cium awak leh???"
"Hehehehe......."
"Ala buat malu la pulak..."

Abis ja ayat aku tu, aku yang kena sup lidah, tunggu lagi, aku pun lama dah gersang. Sedap, memang dia pandai tapi dia kata kat aku dia 1st time, hentam saja la janji stim.

Romen punya romen tetiba...

"Ila nak isap boleh??"
Hahhh??? Terkezut aku orang yang kat 1st time mintak macam ni. Apa lagi..
"huhhh.... ok"
Dia terus isap dengan rakusnya.... mak aiii... memang sedap. Lagi pun dah lama aku tak kena isap.

Ada dalam 5 minit dia isap...

"Ila tak tahan la bang, abang amik sleeping beg tu nak letak kat bawah. Ila takut nanti kat atas katil berbunyi, housemate dengar lak, malu nanti"

Aku pun macam lembu kena cucuk idung, buat ja apa yang dia suruh. Lepas ja aku dah siap hampar sleeping beg tu dia terus landing, terkezut aku, dah siap bogel tu. Aku pun apa lagi terus bogel la.

"Abang jilat lu abang.."
Aku pun jilat la..... sedap, wangi tapi bulu, macam hutan belum. Apa pun, hentam ja la. Rupa2nya body di sebalik t-shirt tu memang best 34C-28-38. Dia terus kangkang * tekan kepala aku suruh jilat dalam2. Aku pun guna pengalaman aku la...

"Bang, lagi banggggg.....hmmmm..... masuk lidah bang..... argghhhhh"

Tak silap aku dia climax masa dok jilat tu.....
"Bang fuck me please.... pleaseeee......"
"Ok..."

Aku letak batang aku kat cipap dia, pala dah masuk sket...
"Bang jangan bagi masuk tau..... arrgghhhhhh... cepat bang....... fuck me..."
Tetiba aku konpius, nak masuk ka tak mau. Tapi aku tak mau amik risiko kena marah, aku setakat letak batang aku ja tapi pala batang aku dah masuk sket, dia tak marah.

Aku pun mulakan aksi henjut aku....
"hmmmmm.... bangg.... ohhhh.... sedap banggggg.... fuck me.... fuck u bang.... fuckkkk....."
Dia cakap pun dah tak betui dah.....
"Isap tetek bang... isap... argghhhhhhh....."
Sambil henjut aku ramaas tetek dia kuat2..
"Sedap bang..... arghhhhh... fuck...fuck.... masuk ka abang??"
Potong stim la....
"Tak... tak masuk.... nak masuk ka???"
"Tak nak.....cukup la cam ni... argghhhhh... lagi bang.... laju lagi..."

Abis belakang aku kena cakar..... tapi aku pun stim....
"Lagi bang...... fuck.... i wanna come now.........argghhhhhhhhhhhh"
Ila menjerit kepuasan sambil memeluk aku tapi aku belum rasa lagi nak pancut. Aku terus henjut....
"Kejap bang....stop jap....nak rasa batang abang masa Ila kemut.... hmmmmmm........"
Kejap ja aku stop.... pas tu aku terus henjut, tapi kali ni lagi kasar....
"Banggggggggggg............"
"Abang nak pancut dah ni........ "
"Pancut kat tetek bang....... cepat..."
"Arghhhhhh... hmmmmmmm...." Aku pancut tepat ke tetek dia. Tapi dia tak puas lagi, dia terus isap batang aku
"hmmmm... hmmmmmm.."
Tapi kejap ja, dia isap sampai dia terlelap letih. Aku pun letih, lama tak henjut siot.

Tak pa, esok masih ada.........

Pagi tu tetiba rasa ada benda tindih aku,aku pun celik nak tengok, sekali Ila la tengah mengadjust batang aku kat cipap dia.Apa la, konek tak stim lagi sampai la tua la dok adjust. Dia terkezut bila aku tetiba tegur dia:
"Isap la dulu Ila, tak stim lagi..."
Dia pun ikut saja apa kata aku, dia isap sampai aku stim, aku lak rasa tak tahan. Tapi dia tetap dok kat ataih aku.

Kali ni aku memang nampak dia tak tahan sangat2, terasa cipap dia basah lencun, perrgghhhh...... dapat jilat sedap ni tapi....
"Ila nak bagi masuk ke?"
"Tak nak la, nanti ngandung"Kata dia sambil letak pala konek aku betul2 kat lubang dia.

Dia tekan sket, terasa masuk sket pala konek aku dalam cipap dia.Tapi aku dapat rasa yang dia ni bekas orang, cipap rasa longgar sket.

Lama gak dia memain cam tu, aku lak naik ngantuk dah.Tetiba terkezut aku bila dia tekan terus konek aku masuk, sekali tekan masuk semua.Huyoooooooo.... best tuuu....
"Kata tak nak masuk?"
"Ila dah tak tahan sangat dah.......errhhhhhhh...."katanya sambil menghenjut fdengan ganas. Naik senank perut aku dia henjut, tapi stimnya pasal aku tahan la.
"Ila dok bawah lak.."aku tetiba bersuara
"EHHHmmmm.... hmmm.... tak nak.... arggghhh......rasa Ila kemut tak...??"
"Tak pun.... jangan laju sangat...arggghhh..." Dia stop henjut, aku ingat sebab apa rupanya dia klimaks, terasa gak kemut dia, walau pun tak kemut keliling.Lama gak dia stop, aku rasa 2 kali dia klimaks, non stop.Ok la tu, kan.

Abis ja dia klimaks, dia henjut lagi, makin laju. Aku tarik badan dia rapat ke aku, aku isap puting dia. Aku pun dah naik minyak gak, aku isap & ramas tetek dia dengan ganaz sekali.
"Arrrrgggghhhhhhh.........sedap bangg........fuck u..... sedapppp...."
"Sedap.... nak lagi....???"
"Lagi bang.... erghh... fuckk..." kuat carut gak minah ni,kata hatiku.
"Ila abang nak pancut dah ni....." Tapi dia selamba ja henjut, langsung tak dak tanda2 nak stop.
"Abang nak pancut dah niii..... argghhhhhhhh..."Aku pun pancut dalam lubang dia.First time aku pancut dalam.Dia?? Aku tak tau.
"Awat tak stop tadi... abang dah pancut dalam dah.."
"Tak pa... Ila yang tak tahan sangat......emmmmm..."katanya sambil melayan klimaks dia.

Terasa puas sangat2, aku la dia...aku tengok cam nak lagi.Betui tekaan aku, abis ja dia klimaks,terus dia henjut, lagi laju kali ni.Aku mintak tukaq posisi, dia tak mau.

Terasa cam nak tercabut pala konek aku, pas pancut terus sambung, ngilu tu.
"Hmmmmm.... arghhhhhh..... fuck me bang.... fuck me....."katanya sambil terus henjut.Aku lak dok tahan ngilu kat pala konek.
"Emmmm... sedap bang.... argghh.... fuck me more...."Dia mula berpeluh sket, aku lak mula terasa nak terkencing dah, camna nie.... tahan la.

"Lambat lagi ka bang, Ila dah nak kering dah ni......hmmm..."
"Dah terasa dah ni.....laju lagi.....kemut Ila...kemut..."
Dia terus ngemut, lagi la aku terasa nak pancut.
"Hmmm....ahhhh... cepat bang.....ahhh......."
"arghhhh.............hhuuuhhhhhh......"terus aku pancut kali kedua.

Ila terus rebah atas badan aku sambil cium leher aku.At last, kami tertido.......
*Kenangan bersama dia tak penah aku, kalau la aku dapat jumpa dia lagi........*

CHEATING WIFE CAUGHT ON TAPE

I came home from work early one day and caught my pretty wife Laura blowing my best friend George in my own bed. My naked wife was draped across him with her plump tits lolling on his belly and her mouth sucking so hard on his big cock that her cheeks hollowed out on the upstrokes. The erotic scene gave me a spontaneous hard-on despite the shock of discovering my wife's infidelity. I quickly stepped back out of sight where I could watch them unobserved. Almost without thinking, my zipper came down and my dick found its way into my hand. I beat my meat as my wife and best friend unknowingly put on a live sex show for me.

George told Laura that she was a great little cock-gobbler. His cock was so big that Laura could only suck the head and the ultra-sensitive area just behind it. With an unobstructed view of the action, I could see all of George's impressive manhood. His cock was the size of an ear of corn and his bloated balls were as big as a baseball. When Laura took his dick out of her mouth and pumped it with her hand, I was able to estimate its length. The shaft was about three palm-widths in length. Add in the head and you've got about ten inches. By comparison, when she gives me a hand-job, her hand almost completely covers the shaft. My wife's lover was at least twice my size!

George pushed Laura's pretty head back down on his cock, whining that his wife Connie hadn't sucked him off in years. Laura stopped suddenly and rolled onto her back. I was very disappointed, and so was George, judging by his childish reaction. "I want a blowjob," he insisted. I wanted him to have one, too, and it was all I could do not to order my wife back onto his dick. "That's too bad. I need a good fucking!" My friend was finding out that my wife has a stubborn streak in her. What happened next was disappointing, to say the least. George mounted Laura, thrust into her pussy a half-dozen times, and ejaculated prematurely. His ass-cheeks snapped together and his legs lifted off the bed as he planted his seed. By keeping his legs together, George had deprived me of the pleasure of seeing the penetration. I silently cursed him for being so inconsiderate.

When George dismounted, he had a look of panic on his face. When he glanced at the door, I feared that I had been discovered. I quickly jumped back out of sight. When nothing happened, I risked another peek. Laura had a look of disgust on her face. "Big deal!" she said. "I haven't had one that quick since high school." His disappointing performance was partly her fault. She had sucked on his cock until he was on the edge. She might just as well have sucked him clean off and then asked for a fuck. "I'll make up for it next time," George said, pulling on his clothes as though he were a fireman answering an alarm. "Larry (that's me) could be here anytime," he said.

"He won't be home for hours," Laura said. "Get back here and fuck me again. I didn't get to cum." But George couldn't wait to get out of there. My wife wasn't the only one disappointed. I had planned to jerk off when George came but he had been so quick that I had missed the chance. As he hurried toward the door, I dodged into an adjoining room just in time with my hard cock still out through my fly. After his departure, I tip-toed to the bedroom door and peeked in. Laura had apparently decided to finish what George had started and was strumming her pussy as though the swollen labia were guitar strings. As I watched her writhe in orgasmic ecstasy, I shot my load into my hand.

The next few weeks were some of the most exciting of my life. I couldn't stop thinking about what had happened. I had always been concerned that I would become jealous if I saw my wife fucking another man but that hadn't been a problem. Laura and I were far from being newlyweds and the jealousy I had experienced during our first few years of marriage has long since vanished. My goal was to have a front-row seat next to the bed as George and Laura frolicked in front of me. Better yet, I would tell them what to do to each other. One approach to reaching my goal would have been to suggest to George that we swap wives. His flirtatious wife was just as pretty as mine, but I found her to be genuinely annoying and had no desire to be around her, let alone fuck her.

I'm in the security equipment business, so installing a secret video camera in our bedroom was child's play for me. I secured it in a lamp fixture above the bed and wired it to a VCR in the attic. The VCR was activated by a motion detector. Several days passed before I got anything. Then I caught Laura in a one-hour masturbation session. She used fancy vibrators and dildos that I didn't even know she had. At one point, she had a large dildo in her pussy and a smaller one up her ass. When I saw how much she enjoyed having both holes filled, I decided that someday soon I would team up with George to give her the real thing. The little slut came at least three times before she put her toys back in their secret hiding place. It was quite a revelation. I had no idea she was so into masturbation.

Like me, George is self-employed and can take time off from work anytime he likes. I have a habit of taking Friday afternoons off, so they were careful not to schedule their assignations for that day. I had caught them fucking on a Wednesday so it came as no surprise that I got my first tape of them in action on the first Wednesday after I installed the camera. They went at it for an hour and George got the blowjob he craved. He also made up for his earlier premature ejaculation by fucking her long and hard and bringing her to orgasm twice. I gained new respect for my old friend.

Although the video was incredibly exciting, it was disappointing in some respects. When Laura sucked his cock, her head blocked my view, and most of the time when he was fucking her, I couldn't see anything but his ass bobbing up and down. He fucked her doggy-style very briefly, giving me a better view. From above, his cock looked absolutely enormous. In spite of the tape's short-comings, I jerked off with it several times.

For the next two months, I got my wife and George on tape every Wednesday. Then I put my plan into action. Laura and George's pain-in the-ass wife Connie are on the same bowling team and go bowling every Friday night. I invited George to come over on bowling night to watch a big hockey game with me. At the end of the first period, I asked him if he would like to watch a porno tape during the intermission. "Hell, yes," he said.

When George saw himself on the tape, he turned as white as a ghost and nearly fainted! I told him to take it easy and not jump to any conclusions. "You can have my wife as many times as I had yours and I promise not to touch yours again," he offered. The panic-stricken man was practically in tears. I told him that his wife Connie had hit on me many times and that I could have had her years ago if I had been interested. "To be honest, your wife gets on my nerves," I said. "So what do you want from me then?" he asked. "I don't want you to keep your hands off of Laura. I want to watch you fuck her and maybe even join in." I didn't have to tell him that he had little choice. He knew that I would show the tapes to his wife if he didn't play along and she was just looking for a way to clean him out in divorce court.

George, Laura and I had our first sex party the very next Friday. We were all a little nervous that first time. I made it clear that I would tell them what to do, and they agreed to go along with it. I started by having them lie side-by-side and masturbate to orgasm while I video-taped the action. Laura didn't mind, and even got out her dildo collection but George was very reluctant and tried to talk me out of it. "It seems like such a waste," he said. I insisted, though, and he finally got started. I suppose I just wanted to humiliate him a little. I tried to put him at ease by masturbating myself. Once he got started, he seemed to enjoy it. To make it even more enjoyable for us all, I let him stand above her and prove his virility by shooting an impressive load all over her beautiful body. Just the way they do in professional porno flicks. Since then, jerking off has become a regular part of our parties.

As soon as they caught their breath, I had them do a sixty-nine with Laura on top. That scene is as hot as any I've seen in professional porno. My adorable wife looks like a porno princess with her pretty head bobbing up and down on that huge schlong. As soon as she had him hard, I handed her a ruler and told her to measure him. My earlier estimate turned out to be pretty accurate. His cock measured out at a very impressive ten and a half inches. "It's a keeper!" I said, trying to lighten things up.

"Now suck him off and be sure to let me see the dick-juice," I said. I videotaped them from every angle and distance and at one point, I was between George's spread legs with the lens just a foot from the action. Through the viewfinder, I watched little rivulets of my wife's saliva trickling down his shaft to his balls. I reached out with my free hand and pushed her head up and down on his cock. They came together in a picture-perfect ending with Laura swallowing a little of his cum but letting most of it run down her chin, spill from the corners of her mouth, and best of all, squirt into her eye. I scrambled to my knees, jerking my cock furiously, and with nearly perfect timing, fired a wet volley into Laura's face and all over George's cock and balls. I somehow managed to get the proof of my virility on tape!

George had cum twice and was anxious to leave. I reminded him that I expected him to give my wife a good fucking. He pointed at his limp cock and asked me how I expected him to accomplish that. "I came twice and that is about my limit" he said. "You shouldn't have made me jerk off." I told him to roll over on his belly. Then had Laura get on top of him and tongue his asshole. Laura's rim-jobs give me a hard-on every time and it worked for my friend just as it always does for me.

For the final act, I had Laura mount George and ride him hard. She guided his big pussy-pleaser into her honey-pot while I marveled at how it stretched to accommodate him. I taped them for awhile then propped the camera up on a chair at the foot of the bed with Laura's pussy in the center of the picture. I lubbed my cock and crawled onto the bed.

When Laura realized what I had in mind, she protested. "I don't think I can manage you both," she said. I told her I would stop immediately if she didn't like it then pressed my cock-head against her asshole. She gasped, moaned and chewed on her lip as my cock went through her ass-hole but she didn't stop me. I have never felt anything so pleasurable in my life.

George loved it right from the start, and Laura soon got into it herself. My cock and balls were rubbing against George's cock and balls. I was fucking two people at the same time! "Damn, why didn't we think of this years ago?" George asked rhetorically. I didn't even last a minute. George and Laura groaned their disappointment when they realized I was shooting my load. At least I had the presence of mind to remember we were making a porno tape and just like a pro, I pulled out and hosed George's cock and balls. I immediately slid my numb cock back in and somehow managed to keep fucking, something I've never done before. The longer we stayed at it, the better it got.

Laura came three times before we finished, and they were all strong orgasms. After thirty minutes, I pulled out and shot another load against George's balls. It was surprisingly sloppy considering it was my third. Shortly afterward, as I lay heavily on top of them, George pulled his cock out. My balls made a pillow for his cock-head as his warm dick-juice spurted into the crack of my ass and against my asshole. Every juicy detail was captured on tape.

his happened seven months ago. Every Friday afternoon for six months, George, Laura and I have partied. Each time with fewer inhibitions. A month ago, Connie, George's wife, somehow found out what we were up to and insisted on being included. It turns out that her tight little pussy just won't accommodate her husband's big cock. Which explains why they both sleep around. The first thing I did was fill her whining mouth with cock. It's the only way to shut the bitch up. Even when I'm fucking her, she yammers so much that I want to tape her mouth shut. I must admit that she gives outstanding blowjobs and I am glad that she has joined in. In fact, she has turned out to be a better piece of ass than Laura ever was and I even pay her an occasional visit on my Friday afternoons off work.